BIOGRAFI
PENGASUH DAN SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN "FATHUL 'ULUM"
A.
Riwayat hidup Pendiri (K.H. Abdul Hanan Ma'sum)
Beliau
dilahirkan pada tahun 1953M di Boto Putih Kec. Canggu , sebuah desa
Agraris yang berada di sebelah utara Pare dan termasuk wilayah Kediri.
Ayahnya bernama Ma'sum seorang penjual kelapa dan ibunya bernama Siti
Nu'mah seorang penjual kue Onde-onde. Beliau nomor 3 dari 6 bersaudara
yaitu Khozin, binti, Abdul Hanan, istiqomah, Habib dan Romli Anwar. Sejak
kecil beliau sudah nampak rajin dan tekun serta ta'at kepada orang tuanya.
karena di lahirkan dan hidup dalam lingkungan yang penuh dalan
kesederhanaan, sejak kecil dituntut untuk membantu orang tua dengan
mengembala kambing, merumput (Angon) serta memelihara hewan piaraan
lainnya antara lain ayam, Itik dalan lain-lain.
B.
PERJALANAN MENUNTUT ILMU
seperti
kebanyakan anak-anak pada masa itu, beliau juga sekolah di sekolah rakyat
(SR, sekarang SD) di desa Canggu, kemudian beliau meneruskan di Madrasah
Wajib Belajar (MWB) sampai tingkat MTT kurang lebih selama 8 tahun dan
tamat pada tahun 1965. dengan tekat yang kuat dan penuh semangat biarpun
hanya gantung kepuh (pakean nempel di badan) setelah menamatkan di SR dan
MWB dalam usia kurang lebih 12 tahun, beliau mulai melangkahkan kakinya ke
Pondok Raudlotul Ulum Kencong yang di asuh oleh Romo K.H. Ahmadi dan Romo
K.H. Zamrozi Syairozi. di Pesantren inilah beliau banyak menimba ilmu
selama kurang lebih 15 tahun selain itu beliau juga pernah mengikuti
pengajian kilatan di Pesantren-pesantren lain, diantaranya PP. Lirboyo, PP
Sarang, PP Futuhiyah Mranggen, PP Batukan, PP Langitan dll.
C.
KETEKUNAN DAN KEMANDIRIAN
Dalam
pandangan sesama kawan santri, Abdul Hanan muda dikenal sebagai santri
yang tekun dan sangat ta'zhim (hormat kepada guru). sebagai santri beliau
mempunyai jiwa sosial dan loyalitas yang tinggi, baik kepada kawan sesama
santri maupun kepada Pesantren yang telah membimbing dan mendidiknya.
sikap loyalitas beliau antara lain sebagai tukang sampu, penimba kolah,
Pengajian Al-Qur'an dan juga merangkap sebagai bendara. setelah didasari
dengan ketekunan dan keseriusan beliau di tunjuk sebagai kepala madrasah
dan dewan Hakim, di samping itu beliau juga mengurusi lampu-lampu
untuk penerangan Pondok Pesantren. untuk menopang kebutuhannya dalam
menimba Ilmu, setelah Biaya dari rumah non aktif (Putus), beliau menjadi
buruh juru tulis Al-Fiyah. keadaan ini berlangsung kurang lebih selama 9
tahun dan disamping itu beliau melakukan ritual Riadloh antara lain: Puasa
ngrowot, Puasa Mutih dan Ziarah ke Makam-makam 'Ulama dan Auliya'. bahkan
beliau pernah selama 3 tahun tidak pernah meninggalkan Shalat Fardlu
secara berjama'ah, dilanjutkan dengan wiridan setiap pagi bersama Romo
K.H. Ahmadi.
D.
DARI PESANTREN KE PELAMINAN
Atas
dorongan Guru beliau dan persetujuan Orang Tua serta Keluarga, dalam Usia
kurang lebih 27 tahun pada bulan Maulud tahun 1980M terjadi peristiwa
penting yakni pernikahan beliau dengan Siti Munawwarah, dara ayu putri
dari Bapak Haji Anwar asal desa Kwagean untuk dijadikan pendamping hidup
dalam berjual dan menyelami samudra kehidupan.
E.
PENDIRI DAN PENGASUH PESANTREN
Setelah
melaksanakan pernikahan, untuk sementara waktu beliau tinggal di rumah
mertua kurang lebih selama 2 tahun. Dari Sinilah embrio Fathul Ulum tumbuh
yang bermula dari ras simpati teman-teman untuk berguru atas dara
kelebihan dan keistimewaan beliau. diceritakan salah seorang santri
bernama Imam Mawardi dan Abdul Karim membuat prosur (surat edaran) tanpa
sepengetahuan beliau. dan berkat brosul ini para santri berdatangan
sedikit demi sedikit hingga mencapai 96 santri, diisi dengan kajian kitab
kuning sebanyak 40 kitab. pengajian ini berjalan kurang lebih selama 11
bulan. dengan semakin bertambahnya satri dan kurangnya sarana dan
prasarana yang memadai akhirnya beliau berinisiatif untuk pindah ke
Kwagean bagian Utara.
Karena
sudah pisah dengan dari orang tua dan mertua tanggung jawab beliau menjadi
ganda, baik terhadap sandang papan dan pangan keluarga maupun terhadap
rutinitas pengajian bagi para santri. untuk bisa menopang semua
kebutuhannya dan keluarga disamping tetap menjalankan rutinitas pengajian,
beliau berjualan singkong koreng sampai bisa membeli ayam kampung hingga
berlanjut dapat membeli ayam horen yang jumlahnya + 400 ekor. dan dengan
modal itulah beliu dapat membeli sepetak tanah yang akhirnya jadilah
Pondok Pessantren tercinta ini.
F.
ANGRENG MONUMENTAL
Meskipun
sudah mempunyai santri, beliau belum mempunyai tempat tinggal yang
permanen. untuk sementara waktu beliau membuat gubuk yang sangat sederhana
yang atapnya terbuat dari teple (ayaman dari daun kelapa). Namun 15 hari
kemuadian bilau membuat angreng (sekarang ada di depan Dlalem dengan
permanen). Di angreng ini beliau menetap selama kurang lebih 3
tahun. Sedangkan gubuknya diberikan kepada santri untuk dijadikan santri.
G.
EVOLUSI FATHUL 'ULUM
Miftahul
'Ulum demikian awal mula nama Pondok Pesantren kita, Miftahul sebagai
perlambang Pondok yang pertama kali berdiri di Kwagean, dan 'Ulum
diambil untuk Tabarrukan pada PP. Roudlotul Ulum Kencong. Dikarenakan ada
kesamaan nama dengan Miftahul Ulum Jombangan, akhirnya namanya diganti
menjadi Fathul 'Ulum. tidak jauh berbeda dengan nama pesantren yakni nama
Madrasah Diniyah Futtuhiyah, sebuah lembaga Pendidikan yang masih dalam
naungan Pondok Pesantren yang sama-sama dari Fi'il Madli FATAHA, disamping
Tafa'ulan dengan PP Futtuhiyah Mranggen Jawa tengah yang diasuh oleh Romo
K.H. Muslih bin Abdurrahman selaku guru beliau mengikuti pengajian
Ramadhan, juga cocok dengan hasil Istiqoroh beliau.
REFERENSI
1.
Bapak K.H. Romdli Anwar adik beliau
2.
Mbah Nyai Siti Nu'mah Ibu beliau
3.
Tim Memori sang Patih
4.
Mutiara seribu Ba'it